Jakarta - Saat bulan puasa, keong sawah atau warga Banyumas, Jawa Tengah biasa menyebutnya 'kraca' menjadi masakan yang laris dan menjadi incaran warga sebagai menu berbuka puasa. Masakan kraca dari hewan bercangkang sejenis siput air ini biasa diolah dengan rempah-rempah sehingga mengundang selera untuk mencicipinya dan menjadi menu wajib bagi warga Banyumas.

"Khasnya bulan puasa itu ya makan kraca mas, kalau tidak ada kraca itu kayaknya tidak lengkap," kata Aryo seorang pembeli kraca kepada detikcom, yang ditulis Rabu (31/5/2017).

Di Jalan Kauman Lama, Kecamatan Purwokerto Timur dikenal sebagai pusat penjualan kraca, meskipun hampir di seluruh wilayah Banyumas banyak pedagang yang berjualan kraca. Namun tidak sebanyak dan selaris di tempat milik Khamlani (58) yang sudah berjualan kraca sejak tahun 1995. Berawal hanya berjualan saat bulan puasa, usaha Khamlani mulai disukai oleh warga luar Banyumas yang meminta agar buka setiap hari.



"Saya merintis dari tahun 1995, awalnya di bulan puasa menjadi tradisi karena makanan khas di Banyumas, saat itu kita hanya jual keong setiap bulan puasa tapi lama-lama makin ramai yang beli tidak hanya orang Banyumas, tapi orang luar kota datang dan pada ingin dicoba. Mereka penasaran cari ke sini dan coba masakan keong kayak apa," kata Khamlani.

Saking larisnya, kebutuhan keong selama bulan puasa melonjak berkali kali lipat. Dari kebutuhan keong hanya 25 kilogram pada hari biasa, menjadi 150 kilogram saat bulan puasa dan langsung diserbu oleh pembeli hanya dalam waktu 3 jam.



"Kebutuhan bulan Ramadan 150 kilogram per hari dan habis dalam 2-3 jam, nanti jam 4 sore sudah nolak," jelasnya.

Dia menjelaskan, keong hitam atau keong sawah sebagai bahan masakan khas Banyumas tersebut didapat Khamlani dari Pekalongan, karena di wilayah Banyumas, Purbalingga dan Cilacap keong hitam sudah tidak ditemui lagi

"Sudah tidak ada keong hitam yang ada keong mas. Kita tidak pakai keong mas apalagi keong racun. Ini keong hitam khusus keong sawah kalau keong mas kan juga di sawah tapi jadi hama," ujarnya.

Untuk membuat masakan keong sawah, keong mentah harus dicuci hingga bersih kemudian dilubangi pada bagian belakangnya. Tujuannya untuk menghilangkan kotoran dan agar bumbu meresap ke dalam.

"Setelah itu keong direndam semalam, pagi harinya keong kembali dicuci berkali- kali hingga bersih dan baru dimasak," ucapnya.

Untuk memasaknya, tumis bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan kemudian masukkan keong yang sudah dicuci bersih. Setelah bumbu meresap kemudian diberi air dan direbus hingga kurang lebih 4 sampai 5 jam. Setelah itu kraca khas Banyumas dengan citarasa yang lezat, pedas dan segar dengan tekstur lunak siap untuk dihidangkan.



"Hampir semua bumbu dapur masuk semua kecuali lada dan merica-kemiri. Numis bumbunya aja 1 jam dan proses menaikkan keong sampai selesai itu 4 jam. Jadi 5 jam sama menumis," ungkapnya.

Untuk dapat menikmati kraca ini juga ada caranya tersendiri, yakni dengan disedot pada bagian cangkangnya atau gunakan tusuk gigi untuk dapat mengambil daging yang melekat pada cangkangnya. Bagi yang belum pernah mencoba mungkin akan merasa jijik. Tapi sensasi rasanya pasti akan membuat ketagihan.